Konflik persang saudara Palestina dengan Israel kembali terjadi menjelang akhir tahun 2023 tanggal 7 Oktober 2023. sampai menjelang akhir tahun baru bulan Desember 2023 masih berlanjut, Saya berdo'a kepada ALLAH SWT semoga ada Jeda dalam pertempuran Israel dan Hamas untuk peredam bukan menyiapkan strategi untuk genjatan senjata kembali. tetapi untuk meredam saat jeda konflik ini ALLAH SWT berikan HIDAYAH kepada pasukan negara Israel dan Palestina ini. amin...
Pada 2016, #PalestineIsHere (#PalestinaDiSini) trending di media sosial. Melansir New York Times saat itu, tagar itu trending setelah para pendukung Palestina mengecam Google karena dianggap menghapus label “Palestina” dari Google Maps.
Namun, Google tak melakukan hal itu, lantaran Google memang tak pernah memasang label “Palestina” di sana.
Kini, menyusul babak baru konflik Israel – Palestina, keputusan Google Maps itu kembali menjadi pusat perhatian.
“Bisakah Anda menunjukkan lokasi Palestina? Foto ini diambil dari Google Maps yang merupakan perusahaan sayap kiri. Ini berarti sesuatu. #bersamaisrael,” demikian tulisan unggahan seorang pengguna Facebook pada Senin lalu (17/5/2021).
Unggahan itu disukai lebih dari 37.000 kali dan dibagikan lebih dari 900 kali pada minggu pertama. USA Today yang menghubungi sang pengunggah, mendapat jawaban, “Amerika Serikat (AS) tidak mengakui (Palestina) sebagai sebuah negara.”
Tak Ada Label “Palestina” di Google Maps
Jika Anda mengetik kata “Palestina” di Google Maps, peta akan memperbesar wilayah Israel – Palestina, dan baik wilayah Jalur Gaza maupun Tepi Barat diberi label dan dipisahkan oleh garis putus-putus. Namun, tak ada label “Palestina”.
Menurut penelitian USA Today, klaim bahwa Palestina tidak diberi label di Google Maps adalah benar. Google memasang setiap perbatasan yang disengketakan dengan garis abu-abu putus-putus, termasuk label dan garis putus-putus untuk Jalur Gaza dan Tepi Barat.
“Karena masih belum ada konsensus yang jelas di seluruh badan pemerintahan di wilayah (Palestina), kami tidak dapat secara handal menggambarkan dan memberi label perbatasannya di Google Maps pada saat ini,” kata Google dalam pernyataannya melalui email.
Perusahaan pemetaan utama lainnya menempuh pendekatan berbeda. Jika Anda mengetik pencarian umum untuk kata “Palestina”, inilah yang terjadi di sejumlah aplikasi pemetaan:
Sebuah petisi daring meminta Google agar menambahkan label “Palestina” berhasil mengumpulkan lebih dari 2,1 juta tanda tangan di Change.org.
“Target semula adalah 1 juta tanda tangan, yang berhasil tercapai pada Juli 2020,” ujar Zak Martin sang pencipta petisi.
Palestina diakui sebagai sebuah negara independen oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lebih dari 135 negara anggotanya, namun tak diakui oleh AS. Dikutip dari BBC, PBB menganggap Palestina sebagai satu kesatuan yang diduduki, namun perbatasan resminya belum ditentukan.
Google menyatakan, sebagai bagian upaya menyediakan peta yang lebih lengkap, Google Maps kemudian menerbitkan citra Street View Tepi Barat pada tahun 2017, terutama Ramallah, Betlehem dan Yeriko. (SB KOMPAS.TV)
Namun, Google tak melakukan hal itu, lantaran Google memang tak pernah memasang label “Palestina” di sana.
Kini, menyusul babak baru konflik Israel – Palestina, keputusan Google Maps itu kembali menjadi pusat perhatian.
“Bisakah Anda menunjukkan lokasi Palestina? Foto ini diambil dari Google Maps yang merupakan perusahaan sayap kiri. Ini berarti sesuatu. #bersamaisrael,” demikian tulisan unggahan seorang pengguna Facebook pada Senin lalu (17/5/2021).
Unggahan itu disukai lebih dari 37.000 kali dan dibagikan lebih dari 900 kali pada minggu pertama. USA Today yang menghubungi sang pengunggah, mendapat jawaban, “Amerika Serikat (AS) tidak mengakui (Palestina) sebagai sebuah negara.”
Tak Ada Label “Palestina” di Google Maps
Jika Anda mengetik kata “Palestina” di Google Maps, peta akan memperbesar wilayah Israel – Palestina, dan baik wilayah Jalur Gaza maupun Tepi Barat diberi label dan dipisahkan oleh garis putus-putus. Namun, tak ada label “Palestina”.
Menurut penelitian USA Today, klaim bahwa Palestina tidak diberi label di Google Maps adalah benar. Google memasang setiap perbatasan yang disengketakan dengan garis abu-abu putus-putus, termasuk label dan garis putus-putus untuk Jalur Gaza dan Tepi Barat.
“Karena masih belum ada konsensus yang jelas di seluruh badan pemerintahan di wilayah (Palestina), kami tidak dapat secara handal menggambarkan dan memberi label perbatasannya di Google Maps pada saat ini,” kata Google dalam pernyataannya melalui email.
Perusahaan pemetaan utama lainnya menempuh pendekatan berbeda. Jika Anda mengetik pencarian umum untuk kata “Palestina”, inilah yang terjadi di sejumlah aplikasi pemetaan:
Sebuah petisi daring meminta Google agar menambahkan label “Palestina” berhasil mengumpulkan lebih dari 2,1 juta tanda tangan di Change.org.
“Target semula adalah 1 juta tanda tangan, yang berhasil tercapai pada Juli 2020,” ujar Zak Martin sang pencipta petisi.
Palestina diakui sebagai sebuah negara independen oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lebih dari 135 negara anggotanya, namun tak diakui oleh AS. Dikutip dari BBC, PBB menganggap Palestina sebagai satu kesatuan yang diduduki, namun perbatasan resminya belum ditentukan.
Google menyatakan, sebagai bagian upaya menyediakan peta yang lebih lengkap, Google Maps kemudian menerbitkan citra Street View Tepi Barat pada tahun 2017, terutama Ramallah, Betlehem dan Yeriko. (SB KOMPAS.TV)
Karena apa dan kenapa? palestina tidak ada di google map! karena PBB belum mensahkan kemerdekaan palestina sampai saat ini. Di mana palestina belum menjadi negara resmi yang di sahkan PBB dalam catatan sebuah negara yang terdaftar. dan bila di map google memang tidak ada label negara palestina karena mengikuti sistem PBB juga sepertinya. kenapa PBB sebagai pengadil seluruh dunia bisa membedakan Palestina!
《Klik lanjut mari berdoa untuk palestina》
《Klik lanjut mari berdoa untuk palestina》
Comments
Post a Comment