Akibat Makanan Pedas atlet sepakbola Indonesia sulit berkembang dan bersaing
Sunda Bandung Indonesia - Kenapa makan pedas begitu suka dan Sensasi pedas bisa membuat makanan terasa lebih sedap dan nikmat, tetapi berdampak pada generasi keturunan anak-anak juga. Yang menjadi sebab akibat serta korban yang menanggung nya adalah keturunan anak dari efek suka makan pedas generasi baru menanggung penyakit keturunan di mulai dari terlahirnya bayi dalam metabolisme tubuh anak lemah, cepat sakit, sulit berkembang, lemah nya otak/iQ, sampai penyakit bawaan lain nya di mulai anak kecil sariawan, Magh, lambung dan gerd di usia remaja dan dewasa, rawan cedera, sulit sembuh saat cedera seperti terkilir dan patah tulang di usia remaja Sampai pasca sembuh cedera mudah atau rawan cedera kembali seperti atlet sepakbola Indonesia sampai saat ini.
Berbagi kisah ini ingin saya tuliskan setelah 35 tahun merasakan sulit nya berkembang saat bersaing di mulai usia anak sampai remaja dengan memiliki penyakit faktor bawaan lahir atau keturunan, dan jawaban itu saya dapatkan saat hobi bermain sepakbola dengan adanya sekolah sepakbola di usia SD, SMP, SMK tetapi tersendat sendat karena cepat cedera dan lambatnya proses penyembuhan hingga perkembangan tubuh juga menjadi dampak seperti postur tubuh pendek dan tubuh kurus, karena efek cedera di masa pertumbuhan memperhambat perkembangan bada di usia remaja. Meski saya minum susu, berenang sampai loncat2 di usia remaja 12 tahun sampai 17 tahun hasilnya tetap tidak berkembang.
Jawaban itu terjawab saat di usia SMP adanya seleksi kompetisi sepakbola program Danone di tahun 2003. Lolos seleksi fisik dan game internal tetapi tidak lulus tes kesehatan saat cek gen DNA darah bersamaan cedera saat tes kesehatan. Dalam penangan dokter ahli dari Belanda saat itu penjelasan nya badan mu tidak memungkinkan menjadi atlet sepakbola. Masa kecil yang belum memiliki pengetahuan dengan pertanyaan kepada dokter apa maksud nya? Rawan cedera dan sulit sembuh pasca cedera dan akan terus terulang efek cedera persendian engkel kaki dan lutut. Karena faktor keturunan gen DNA orang tua. Bagi saya itu sangat menyedihkan saat senang lolos seleksi tetapi gagal di tes kesehatan, dokter memberi alasan dan penjelasan itu untuk bisa menanyakan kepada orang tua mengenai pola hidup semasa remaja dan masa kehamilan. Karena efek makanan dan zat kimia bisa menurun ke setiap anak dari keturunan setiap keluarga dan orang tua. Perbedaan dokter spesialis ahli itu memang ilmu yang menjadikan saya bisa berpikir juga saat di usia remaja sebelum dewasa.
Sampai akhirnya bertanya kepada ibu dan ayah apakah mereka memiliki kebiasaan buruk di masa muda dan masa kehamilan, jawaban nya memang benar yang di alami orang tua yang terbiasa oleh obat-obatan seperti sakit Magh, gerd, sariawan bahkan di masa kehamilan saya di rawat di rumah sakit karena lambung yang menjadikan masa serapan gizi nutrisi kandungan malah terisi zat kimia obat-obatan. Dan kebiasaan ibu menyukai makanan pedas seperti menu sambal saat makan, baso, cemilan dan kurang nya minum air putih di masa remaja sampai masa kehamilan saya di tahun 80han dengan kelahiran ortu 60han. Sebab akibat itu menjadi faktor penyebab penyakit keturunan.
Serta ayah saya sendiri yang sama halnya asumsi rokok, obat-obatan, dan minuman keras sebagai musisi di masa lalu memang cerita yang suram, menjadikan hidayah bagi saya sebagai seorang keturunan orang tua yang salah dalam pola kehidupan nya. Untuk merubah pola hidup saya sendiri untuk nanti keturunan saya lebih baik dan tidak ingin sampai mewarisi penyakit dari sebab akibat saya sendiri kepada anak saya nanti.
Dan perbedaan antara saya anak pertama dari dua sodara yang berbeda 6 tahun pasca ortu sudah lebih baik pola hidup nya. Dimana tahun 93 lahirnya adik yang Alhamdulillah lebih baik dari saya dalam segala aspek perkembangan pisik dan kekuatan badan nya jauh lebih baik dari saya. Dimana masa bayi usia 1-3th, balita 3-6th, anak-anak 6-12th, remaja 12-17th saya mengalami banyak sakit-sakitan dengan sampai obat-obatan juga. Berbeda dengan adik saya yang Alhamdulillah susu sapi dan susu kambing bisa di asumsi menjadi gizi. Perbedaan saya di larang minum susu karena obat yang di asumsi akan ternetralisir oleh susu kata dokter spesialis anak masa itu.
Cerita ortu yang bisa merubah pola hidupnya dalam makanan selain beristirahat membuat perbedaan antara saya dan adik saya, dimana jawaban itu di dapatkan di masa saya gagal dalam sepakbola internasional program Danone, menjadikan sebuah tauhid (tausiyah hidayah) bagi orang tua dan saya pribadi.
Hingga saya bisa beramal dalam ilmu untuk memberikan nasihat kepada teman yang masih aktif menjadi altet sepakbola dalam menjaga sebuah makanan sebagai atlet ada pola yang boleh di makan dan tidak boleh di makan, meski hanya sampai liga Persib dan Persib junior saya ikut bangga melihat teman-teman sepak bola masa kecil yang biasa berlatih bersama dan melihat mereka bisa tetap bermain dalam setiap kompetisi dan saya hanya tim sukses suporter atau sama halnya menjadi Bobotoh Persib.
Dan di era Persib saat ini saya melihat febri Hariadi dan Beckham putra mereka rawan cedera dan sulit berkembang kembali, ada faktor keturunan yang tetap mempersulit lebih baik pasca cedera yang akan cedera lagi saat body lemah metabolisme tubuh down bekas cedera kumat dan kerasa lagi, apalagi engkel dan lutut. Dari semua atlet pemain bola di Indonesia sampai saat ini semua sama memiliki riwayat faktor keturunan dari masa penjajahan sampai generasi sekarang, karena masa lalu adalah penjajahan pembodohan dari segi pola makanan bukan hanya pendidikan. Jadi kita sebagai generasi sekarang harus berusaha memperbaiki diri kita sendiri untuk keturunan kita nanti anak-anak kita yang lebih baik dari kita mungkin butuh waktu juga jika tidak hanya faktor 2 DNA gen ortu ayah dan ibu, seperti zaman yang bisa sampai puluhan tahun atau ratusan tahun juga. Karena penjajahan tanah bekas kerajaan Sunda ini pun ratusan ribuan tahun lalu di masa nabi Muhammad Saw juga. Jadi berusaha kita mengikuti contoh nabi Muhammad Saw sebagaimana ada Sunnah dalam sebuah tauhid adab sebagai umat muslim Islam untuk memperbaiki diri kita sendiri keluar dari faktor keturunan dari DNA gen masa penjajahan di Indonesia saat ini.
Semoga bermanfaat adanya tulisan cerita pribadi ini pengalaman saya ini yang sudah menjalani hidup sebagai bangsa Indonesia selama 35th dari keturunan suku Sunda kota Bandung. "Pengetahuan hasil pengalaman" punya ilmu kita harus amalkan niat karena Allah SWT Untuk berbagi kebaikan dalam arti tujuan hidup manusia di dunia ini, sebagai umat Islam muslim umatnya Nabi Muhammad Saw. "Tauhid umat Sunnah dan adab umat Sunnah yang sekarang jadi suku Sunda"
"Stop makanan pedas" atau kurangi pedas berlebihan" dan jangan lupa banyak minum air mineral serta susu kambing, susu kedelai selain sapi, air zamzam, kurma, kacang Arab, habbatusauda. Obat-obatan herbal Nabi Muhammad Saw insyaallah bisa membantu efek penyakit keturunan di Indonesia.
Comments
Post a Comment